Elementary Education Method
DOI: 10.21070/ijemd.v12i.581

Digital Literacy in Indonesian Language Learning in Elementary Schools


Literasi Digital pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Indonesia

(*) Corresponding Author

Digital Literacy Indonesian Language Learning Elementary School

Abstract

This researh entitled Digital Literacy in Indonesian Language Learning at Elementary School. This Study aims to analyze how to use of digital litracy in learning Indonesian language at elementary school. This research uses literature study research by reviewing several jurnal articles relate to the title. The result of the research conducted show that digital literacy can be used using several digital media in which learning can be carried out, especially learning Indonesian language at elementray school. So it can be concluded that digital literacy can be done in elementary schools using digital media with the assistance of a teacher or parent.

Pendahuluan

Di era industri digital ini teknologi semakin pesat, kita bisa melihat dari kehidupan masyarakat saat ini tidak ada yang tidak mengenal gadget/smartphone dengan berbagai jenis spesifikasi dan yang memilikinya tidak hanya orang dewasa, bahkan anak umur usia dini pun sudah mengenali benda tersebut. Maka dari itu berjalannya pembelajaran daring di rumah harus di dampingi orang tua atau saudara yang lebih tua agar benda tersebut digunakan sesuai dengan kebutuhan anak. Penggunaan yang baik dapat meningkatkan prestasi, akan tetapi sebaliknya penggunaan yang buruk dapat berakibat negative terhadap anak maupun remaja. [1] Konsepiliterasiidigitalisangat eratidengan penggunaannmediandigital ataunmedia internet.nPenggunaannmedianinternetnsudah menjadi kebutuhannbagi masyarakat dalam setiap aktivitasnya yang membantu mendapatkan informasi yang cepat. Internet pun sudah menyiapkan aksesiinformasiiyang cepatndan akan diperbarui setiapisaat. Maka dari itu, aksesnterhadapiinformasi sangatlah dibutuhkan dalam rangka memperbarui informasi yang didapat. [2] Tenaganpendidiknmemilikinperan yang sangat penting dalamnmeningkatkan pemberdayaan siswa. Karena bagaimanapun seorang gurundapatnmemperbaikinhasilnbelajar anakndidiknya dengan mnggunakannmodel, pendekatan, dannmetodenmengajarnyang tepatnsesuai dengan tujuannpembelajaran dalam kurikulumntetapinmereka belumn mampun secara optimal menciptakan situasi sehingga siswa dapat belajarndan bagaimana cara belajar. [3] Dalam mengaplikasikan sebuah pembelajaran bahasa Indonesia dengan kemajuan teknologi, maka diperlukan sebuah cara agar siswa tetap bisa mendapatkan materi yang sesuai dengan pembelajaran, hal tersebut bisa dilaksanakan menggunakan literasi digital. Dan hasil belajar ketrampilan berbahasa siswa dapat diunggah di sebuah media sosal ataupun aplikasi yang digunakan.

Literasi digital yakni sebuah pengetahuanndannkecakapan dalamnmenggunakan mediandigital, alat-alat komunikasi, jaringan dalamnmenemukan, mengevaluasi, menggunakan, nmembuatninformasi, dan dapat memanfaatkannya dengan baik, bijak, cerdas, cermat, dan taat hukum dalam rangka membina komunikasi dan interaksindalam sebuahnkehidupannsehari-hari. [4] Hague dan Payton menjelaskan bahwa literasiidigitalisebagai kemapuaniindividu untuk bisa melakukan kemampuan fungsionalipadaiperangkatidigital sehingga seseorang bisa menemukanidanimemilah informasi, berpikir kritis, mengembangkan kreatifitas, bersatu bersama orang lain, berkomunikasi , denganiefektif, danitetap memperhatikan keamanan eletronik serta isi konteks sosial-budaya yang berkembang pesat. Pada dunia pendidikan, literasi digital yang baik dapat memiliki peranidalamimengembangkan sebuah pengetahuaniseseorang tentang materiipelajaranitertentu dan memajukan rasa inginitahu danikreativitas yang dimiliki setia siswa. [5]Yang tertulis dalam bukuiberjudul DigitaliLiteracy ( 1997 ) yang ditulisioleh PauliGilster, beliau menjelaskan literasi digitaliadalah sebagai syarat untukimendalamiidanimemakaiiberita dalamibermacam-macam jenis dari berbgai macam sumberiyang tidakiterbatas dan dapat bisa dicari menggunakan perangkatikomputer atau digital. [6]

Literasi digital dirubah secara mendasar agar dapat mencerdaskan masyarakat sekarang ini. Dan diperlukan juga membuatisuatu kebijakan akselerasiiliterasi dengan menggunakan beberapaitahapan, yakni, Literasiitidak hanya sebatas membaca dari sebuah bahanibacaaniberupa buku, melainkan harus bisa lebih jauhidengan berupaibahan digital atau perangkat digital. Literasiitidakimelulu sebuah aktivitasimembaca dan menulis, akan tetapi jugaikeahlian berpendapat memakai bahan-bahan pengetahuan berjenis buku cetak, bahanidigitalidaniauditori, .Dan juga memberikanipenelusuran jaringan internet di setiap daerah terpencil. Meskipun saat iniiadalah zamannya “dunia maya”, akan tetapi banyak di daerah-daerah terpencil yang belum bisa dijangkau oleh komputer dan internet, Pelaksanan susunan literasi di seluruh institusi pendidikan. Kemendikbudimenyimpulkanibahwa gerakan literasi secaraikomprehensif. Yakni dengan literasiidasar, literasiiperpustakaan, literasiimedia, literasiimenggunakan teknologiidaniliterasi visual, Membangunirasaicinta dan rasa memiliki terhadap fakta, dan ilmu pengetahuan. Hal ini harus dapat dilaksanakan dalam aktivitasibacaitulis yang sesuai dengan verifikasi, baik membaca bahan digital ataupun manual, Masyarakat harus memperbarui pola kesehariannya yang dimulai dariikebiasaan hanya berbicara dan menjadiikebiasaanimembaca. Dari masyarakat sendiri tidak memiliki minatibudaya baca karena adanya beberapa hal misalnya seperti sibuk dengan pekerjaannya, tidak menyukai membaca, dan belum dapat menemukan bahan apa yang dapat dibaca. Apalagi mereka banyak yang belum mengetahui bahan bacaan yang bermutu itu seperti apa [7] Eshet Alkali telah menetapkan sebuah model konseptual holistik untuk literasi digital, dengan alasan bahwa model tersebut mencakup sebaian besar ketrampilan kognitif yang digunakan oleh pengguna dan sarjana saat bekerja di lingkungan digital. [8] Seperti yang dijelaskan oleh Roysa, menjelaskanibahwa pembelajaran bahasa Indonesia sebagai proses interaksiiantara peserta didik menggunakan sumberibelajar pada suatu lingkungan belajar yang berorientasiimemberikan ilmuipengetahuanidan mengembangkan sebuah empat ketrampilaniberbahasa yakni ketrampilan menyimak, membaca, berbicara dan menulis. [9]

Metode

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan metode pendekatan studi literatur. Pendekatan studi literatur yakni suatu rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan metode pengumpulan data pustaka, kegiatan membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan yang digunakan dalam penelitian [10] Dalamipenelitian yang menggunakan metodeiSystematic Literature Review (SLR), beberapa langkahiharus dilakukan agar kredibilitas hasil penelitian literature diakui. Tahapan tersebut digambarkan sebagai berikut:Figure 1

Figure 1. Systematic Literature Review Design

Identifikasi masalah dalam penelitian ini yakni dari beberapa jurnal yang diambil dari google cendekia bahwa terdapat temuan kelemahan siswa dalam literasi digital dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Dalam metode ini peneliti menggunakan jurnal yang relevan dengan judul yang terkait kemudian setiap jurnal tersebut disisipkan sesuai dengan waktu dan tipe jurnal yang digunakan peneliti. Pada penelitian ini melakukan pencarian data melalui jurnal yang diakses dari google cendekia, berdasarkan judul literasi digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia dengan mencari kata kunci jurnal yang berkaitan dengan literasi digital dan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar. Ekstrasi data yaitu proses pengelompokan data setelah melalui tahap Screening dengan data yang dipilih untuk dianalisa lebih dalam lagi. Hasil dari analisisa data akan diketahui melalui PICO ( Population, Intervention, Comparation, Outcome) sehingga dapat dilihat apakah dari data yang sudah dikumpulkan membuktikan bahwa literasi digital dapat meningkatkan siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar.

Hasil dan Pembahasan

Data yang terkumpul dari hasil penelitian ini diolah menjadi tabel sebagai berikut.

No Judul Artikel Jurnal Tahun Penulis Indeks Hasil Penelitian
1 Efektifitas Whatsapp sebagai Media Belajar Daring 2020 Mirzon Daheri, Juliana, Deriwanto, Ahmad Dibul(IAIN Bengkulu) Jurnal Basicedu ISSN: 2580-1147 Penggunaan Whatsapp sebagai media pembelajaran daring kurang efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran.
2 Pemanfaatan Google Apps di Era Literasi Digital pada Siswa Sekolah Dasar 2019 Bahrul Ulum, Frendi Aru Fantiro (Universitas Muhammadiyah Malang) Elementa:Jurnal PGSD STKIP Banjarmasin, Vol.1, No.1Hal.1-8 Pemanfaatan teknologi informasi menggunakan Google Apps for education dalam proses pembelajaran
3 Pemanfaatan teknologi informasi menggunakan Google Apps for education dalamproses pembelajaran 2019 Muhammad Wildan Sahidillah, Prasasto Miftahurrisqi( Universitas Sebelas Maret ) Jurnal Varia Pendidikan, Vol. 31, No. 1. Hal.52-57 Penggunaan Whatsapp sebagai media literasi digital siswa yang meliputi tiga hal yakni berbagi materi pelajaran, Pembelajaran Jarak Jauh, Whatsapp story salah satu media untuk berbagi dan menyimak siswa.
4 Upaya Penerapan Media Youtube dalam Penigkatan Ketrampilan Menyimak Unsur Cerita Lisan 2020 Syafrudin Nugroho, S.Pd (SD Muhammadiyah Karangharjo, Sleman) Jurnal Ilmiah Sarasvati.Vol.2No.1 ISSN: 2685-6005 Youtube sebagai media untuk meningkatkan siswa dalam kemampuan motivasi dan konsentrasi tinggi untuk menyimak sebuah cerita
5 Penggunaan Media Youtube Berseri dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa di Sekolah Dasar 2019 Andi Adam(Universitas Muhammadiyah Makasar) Jurnal Bahasa, Sastra dan PengajaranISSN:2355-2638 Pemberian videoYoutube berseri pada pembelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa sd.
Table 1.Hasil Penelitian Jurnal

Dalam penelitian Mirzon, dkk. Membahas tentang efektivitas penggunaan Whatsapp dalam pembelajaran daring. Penggunaan fitur WhatsappiGrupisebagai mediaipembelajaran sangat banyakiterjadi atau dilakukanipada tingkat sekolah dasarikarena berbagai macam pertimbangan. Pada tingkat pendidikan tinggi Whatsapp hanya salah satu mediaiberbeda halnya dengan siswa sekolah dasar, dari observasi yangidilakukan penelitii100% belajaridaring atau belajar online hanyaimenggunakanimediaiWhatsapp Grup. Dalam pembelajaran daring atau online pun masih banyak hal-hal yang dapat menghambat jalannya pembelajaran daring missal seperti jaringan internet yang tidak merata atau kurang memadai, aksesiinternetiyang cukup mahal, bahkan ada yang belum atau tidak memiliki akses internet sama sekali. Jika di sekitar wilayahiperkotaan besar kemungkinan besar aksesiinternetitidak mengalami masalahiyang berarti. Ditambah dengan berbagai macam ipenyedia jasa internetiyang berlomba-lomba untuk merebut sasaran pasar dan dengan terpaksa bermainidengan harga. Berbeda halnya dengan wilayahiterpencil atau pelosok, iperbatasan, pedesaan dan pelosokinegeri ini, internet termasuk hal yang tidakimudahididapat.

Pada penelitian ini penggunaaniWhatsapp grup sebagaiisaranaikomunikasi dalam pembelajaran siswa. Peneliti menelusuri efektivitas dan penggunaaniWhatsapp bisa sebagaiimediaipembelajaran yang kebanyakan orang tua menyimulkan tidakiefektif atau kurang efektif i41,2% dan 33,3% meragukan efektivitas Whatsap ini. Maka hanya 25,5% yang meyakini keefektivitasannya. Maka hal yang terjadi ini menjadi sebuah kritikan untuk sekolah terutama seorang guru atas ketidakipercayaan orang tuaipada media yang sudah digunakaniguru. Maksudnya orang tua menganggap guru kurang kreatif dalam pembelajaran, karena ada fakta bahwa sekolah dengan pembelajaran daring ini memperlihatkan bagaiamana kreatifitas seorang guru. Ada yangihanyaisetiap jadwalnya saja memberikan tugas untukidikerjakanipada buku halaman yang sudah ditentukan, bahkan sebagian guru tidak dapat melakukan pembelajaranikarena mereka tidak menguasai berbagai platformipembelajaranidaring.

Penggunaan Whatsapp Grup dapat digunakan melalui video call dan share video untuk menjelaskan sebuah materi, tentu saja tidak mudah menggunakan video call setiap hari karena akan menghabiskan pulsa internet dengan cepat. Dalam jurnal ini penggunaan Google Apps membuat sebuah layanan yang satu ini mempunyai situasi potensi yang sangatlah besar untuk dunia pendidikan yakni dalam proses belajar mengajar, dan disinilah guru guru dapat melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas maupun di luar kelas melalui google apps, seperti misalnya siswa diberikan bahan tayangan semcam video, dan mengumpulkannya. Merekam aktivitas siswa dalam kegiatan sehari-hari di sekolah maupun di luar sekolah diantaranya merekam kehadiran, nilai, dan aktivitas siswa dengan menggungakan spreadsheet, evaluasi saat belajar disini guru bisa mengevaluasi pendidikan dengan cara membuat sebuah kuis online dengan menggunakan fitur pada google form kemudian memberikanipenilaianisecaraiotomatis menggunakanigoogle form atau google classroom, kerja dengan tim pada aplikasi google apps bisa jadi sangat mendukungiuntuk kerja tim menggunakanifitur atau aplikasi spreadsheetigoogle disini guru dapat memberikan tugas yang dikerjakan kemudian siswa dapat bergabung dalam mengakses materi dengan mudah, merangsang aktivitas siswa melalui google apps guru dapat melatih agar dapat memberikan pendapatnya karena dapat merangsang kreativitas siswa dengan saling merespon pendapat didalamnya, dengan layanan kata/ dokumen, membuat file-file presentasi, layanan gambar, dan layanan google form. Google apps mempunyai aplikasi yang disebut google drive dengan kapasitas penyimpanan sebesan 5 GB dan digunakan secara gratis. Google dengan layanan tersebut dapat memfasilitasi penggunanya untuk berkerjasama, membuat, menyimpan dan membagi dokumen dengan penggunailainnya. Dan memiliki layananimanajemenidokumen oline olehigoogle memberikan manfaatiyang besar dalam duniaipendidikan. [11]

Dalam penelitian Andi Adam menggunakan video Youtube berseri untuk meningkatkan kemampuan menulis, menggunakan video Youtube berseri dapat mempengaruhi siswa dalam kemampuan siswa menyelesaikan soal bahasa Indonesia ditandai dengan skor rata-rata dan ketuntasan belajar siswa. Hasil penelitian ini didukung oleh pernyataan Muhsin bahwa menggunakan media yang tepat dalam pembelajaran ketrampilan menulis di SD sangat menentukan tingkat keaktifan dan peningkatan siswa [12]

Kesimpulan

Dari Hasil dan pembahasan diatas bahwa literasi digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia dapat dilakukan untuk siswa sekolah dasar menggunakan berbagai macam media digital ataupun media sosial yang dimanfaatkan untuk meningkatkan literasi digital dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasihikepada dosen pembimbing dan teman-teman yang sudah berpartisipasi dalam penelitian ini.

References

  1. Retnowati, Yuni. 2015. Urgensi Literasi Media untuk Remaja Sebagai Panduan Mengkritisi Media Sosial.
  2. Abdul haliq, Asih Riyanti. 2018 . Pembelajaran Mandiri melalui Literasi Digital, Universitas Negeri Yogyakarta.
  3. Chaeruman, U. A. 2007. Suatu Pendidikan Dengan Sistem Belajar Mandiri. Jurnal Teknologi Pendidikan, 6 (2): 7-37.
  4. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
  5. Sarah Payton and Cassie Hague, Digital Literacy across the Curriculum (Bristol: Futurelab, 2010), https://www.nfer.ac.uk/media/1770/futl06.pdf..
  6. GLN, Buku Literasi Digital. Gerakan literasi Nasional, accessed 1 Jully 2019.
  7. Mustofa, Heni. Jurnal dengan judul “Proses literasi digital terhadap anak:tantangan pendidikan zamam now”. ISI, Surakarta.
  8. Eshet-Alkalai, Y Digital literacy: A conceptual framework for survival skills in the digital era. Journal ofEducational Multimedia andHypermedia, 13(1), 93-106(2004)
  9. Roysa, M. Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 sebagai Penghela Peradaban Bangsa. Semarang: Duta Publishing Indonesia.(2014)
  10. Zed, Mustika. Metode Penelitian Kepustakaan. (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2004)..
  11. Khikmawati, M.N. Google Drive Untuk Pendidikan. P4TK Matematika.Yogyakarta.(2014)
  12. Muhsin, M. AImproving students’ Writing Skills of Recount Text by applying Translation-Action-Detail (TAD) Strategy. IJEE (Indonesian Journal of English Education), 4(2), 156-167. (2017)