Abstract

This research explains about how the interpersonal communication strategies of teachers in implementing character-based holistic education in early childhood in RA Insan Mulia school. This study aims to determine the interpersonal communication strategies of teachers in implementing character-based holistic education in PAUD students and determine the inhibiting and supporting factors of interpersonal communication between teachers in PAUD students in implementing character-based holistic education. This study uses a qualitative approach because it is easy for researchers to explore a fact, then provide an explanation related to the reality found. Based on data obtained during the study, the results were found that interpersonal communication strategies are an important part needed by teachers at RA Insan Mulia in implementing character education in the classroom. The strategies used by PAUD teachers at RA Insan Mulia include communication planning, message content, delivery methods and communication barriers. Communication barriers come from the environment of students at home if they do not make habituation and role models like those at school.

Pendahuluan

Dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dibutuhkan strategi komunikasi yang efektif agar komunikan dapat menerima dan memahami isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Pada penelitian tentang strrategi komunikasi interpersonal dalam menerapkan pendidikan holisik berbasis karakter yang dilakukan oleh guru kepada siswa PAUD di sekolah RA Insan Mulia ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi komunikasi guru dalam menerapkan pendidikan karater kepada anak usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan jenjang pendidikan dasar Non-Formal yang di bentuk bertujuan untuk membina, membantu perkembangan dan pertumbuhan jasmani anak mulai dari usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun sehingga anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan dasar selanjutnya.

Dalam proses tumbuh dan berkembangnya, anak yang mengikuti PAUD memiliki kesiapan yang lebih matang dibanding dengan anak yang tidak mengikuti PAUD. Hal tersebut tidak terlepas dari bagaimana seorang guru atau pendidik dapat membina atau mengarahkan siswa di PAUD. Kegiatan berkomunikasi bagi guru tidak hanya sebatas pandai bicara, melainkan bagaimana pembicaraan guru PAUD tersebut dapat menyenangkan, baik dan bermanfaat bagi siswanya. Selain itu juga, guru PAUD harus mampu menangkap umpan balik dari siswanya, baik verbal maupun nonverbal. Untuk itu, guru PAUD harus mampu membuat strategi, mengarahkan dan mendidik siswa dengan cara yang mudah dipahami. Sehingga siswa akan memahami apa yang diharapkan oleh guru PAUD untuk terbentuknya karakter siswa tersebut.

Penelitian ini menggunakan konsep komunikasi interpersonal verbal dan non verbal. Dedy Mulyana [1] komunikasi verbal merupakan komunikasi yang memakai semua jenis simbol secara tertulis maupun lisan. Ciri-ciri dari komunikasi verbal yaitu : disampaikan secara lisan atau tulisan, komunikasi eksplisit dan lebih kepada komunikasi dua arah, kualitas komunikasi ditentukan oleh komunikasi non verbal. Sedangkan komunikasi non verbal Sasa Djuarsa Sendjaja [2] menyatakan bahwa komunikasi nonverbal merupakan pesan yang diekspresikan secara sengaja atau tidak melalui tindakan, gerakan, perilaku atau suara diluar kata yang tertulis ataupun yang terucap. Ciri-ciri komunikasi nonverbal menurut Effendy,Onong Uchjana [3] adalah : disampaikan dengan isyarat, gerak, sentuhan, bau, perilaku mata, dll, menggunakan proses implisit terjadi melalui satu arah ataupun lebih, proses komunikasi tergantung pada pemahaman persepsi di antara kedua belah pelaku komunikasi.

Metode

Penelitian ini menggunakan model kualitatif. Kualitatif merupakan salah satu metode yang digunakan pada proses penelitian dalam ilmu sosial, dengan penekanan objek peneliti terhadap keunikan manusia atau gejala sosial yang tidak dapat dianalisa dengan metode statistik. [4]. Penelitian kualitatif studi kasus dalam tulisan ini dimaksudkan untuk menggali suatu fakta, kemudian memberikan penjelasan terkait berbagi realita yang ditemukan.Oleh karena itu, peneliti langsung mengamati strategi komunikasi interpersonal antara guru dan siswa PAUD dalam menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter di sekolah RA Insan Mulia.

Pemilihan Lokasipenelitianini didasari oleh keingin tahuan peneliti tentang bagaimana strategi komunikasi di sekolah ini untuk menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter. Karena, di lingkungan sekolah tersebut hanya sekolah RA Insan Mulia yang menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter yang dimiliki oleh Indonesia Hetitage Foundation milik Dr. Ratna MegawangidalambukunyaPendidikanHolistikBerbasisKarakter [5]. Sekolah RA Insan Mulia sendiri, berada di Perumahan Bumi Candi Asri blok K4 no 01 Desa Ngampelsari, Kecamatan Candi Kabupaten Sidoarjo. Lokasinya yang strategis berada di jalan utama perumahan menguntungkan sekolah ini dalam mendapatkan peserta didik.

Teknik sampling pada penelitian ini menggunakan teknik sampling probabilitas dan teknik sampling non probabilitas Menurut Devito, Joseph A [6], teknik sampling probabilitasyaitu, teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi: simple random sampling, proportionate stratifiedz random sampling, disproportionate stratified random sampling, cluster sampling.

Sedangkan teknik sampling non probabilitas yaitu, teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi: sampling sistematis, kuota, aksidental, porpusive, jenuhdan snowball. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampel sampling jenuh yang terdapat di Non-Probability Sampling. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik sampling non probabiliti dengan teknik Purposive Sampling.

Purposive sampling menurut Devito, Joseph A [7] adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimangan tertentu. Penggunaan teknik Purposive Sampling disebab kan oleh perbedaan yang dimiliki dalam kriteria dengan fenomena yang diteliti. menurut Devito, Joseph A [8] Purposive Sampling menggunakan beberapa pertimbangan tertentu yang harus dipenuhi oleh sampel yang digunakan oleh peneliti pada penelitian ini. Kriteria-kriteria yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah : a) Pengunaan buku cerita sebagai strategi komunikasi vebal untuk mengenalkan pendidikan karakter pada anak usia dini; b) Penerapan aturan kelas sebagai strategi komunikasi nonverbal untum pembiasaan pendidikan karakter di kelas; c) Penggunaan metode bercerita sebagai metode utama dalam mengenalkan karakter pada anak usia dini.

Hasil dan Pembahasan

Pendidikan anak usia dini dihitung sejak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun merupakan kegiatan awal yang akan mambantu pertumbuhan pola pikir dan pribadi anak. Pada usia awal ini, adalah waktu yang tepat untuk menanamkan konsep diri yang baik pada anak yang nantinya akan menjadi karakter anak. Seperti pernyataan yang diungkapkan oleh Guru Kelas Kelompok Umar, Bu Muna mengungkapkan; “Pendidikan Holistik Berbasis Karaker ini harus dimulai sejak dini. Karena pada usia tersebut, anak akan mudah dibentuk dan diarahkan untuk menjadi apayang di inginkan baik dari orang tua, lingkungan ataupun masyarakat”. (hasil wawancara pada 26 Juli 2019)

Dalam prosesnya untuk membentuk, mengarahkan dan mendidik anak usia dini bukanlah hal yang ringan. Guru diminta aktif, kreatif dan memiliki pembawaan diri yang baik sehinggan anak akan tertarik dan mau mendengarkan apa yang akan disampaikan oleh guru tersebut nantinya. Perlu cara atau strategi yang efektif sehingga anak akan mampu menerima dan melakukan apa yang telah di ajarkan. Begitu juga pada penerapan pendidikan holistik erbasis karakter ini. Seperti yang dinyatakan oleh Bu Siti, Kepala Sekolah RA Insan Mulia ;

penerapan pendidikan karakter di RA Insan Mulia menggunakan buku pilar yang nantinya akan digunakan sebagai acuan cerita pengenalan karakter pada anak sesuai dengan prosesnya, misalnya pada minggu ini, menggunakan tema kejujuran, ya... cerita yang disampaikan tentang kejujuran, anak yang mengembaikan barang temannya, atau anak yang mau mengakui kesalahnnya. Setelah itu anak akan ditanya bagaimana perasaan mereka jika mereka melakukan hal itu, apakah senang ataupun sebaliknya”. (hasil wawancara pada 2 Agustus 2019)

penggunaan buku pilar dan buku cerita sebagai pengenalan karakter pada anak merupakan bentuk komunikasi verbal. Komunikasi verbal dengan metode ceramah merupakan cara efektif untuk mengenalkan pada anak tentang pendidikan karakter. Karena didalam cerita tersebut terdapat pesan-pesan yang memiliki makna karakter yang akan diterapkan anak-anak. Seperti pernyataan dari Bu Yeni guru kelas kelompok Ali yang ngatakan ;

anak-anak setiap pagi setidaknya selama 20 (dua puluh) menit akan dibacakan cerita yang ada pada buku pilar sebagai kegiatan awal mereka. Anak-anak suka diberikan cerita karena biasanya, cerita yang dibacakan sesuai dengan pengalaman ataupun kejadian disekitar mereka sehari-hari. Biasanya anak-anak akan ikut menceritakan peristiwa yang mereka alami yang serupa dengan apa yang saya bacakan. Setelah itu saya akan menanyakan bagaimana perasaan anak-anak jpada saat mengalami peristiwa itu, dan sama-sama mencari penyelesaiannya, jadi anak-anak akan memilih mereka mau merasa senang atau sedih. Dan biasanya perasaan senang itu timbul kalau anak-anak sudah melakukan kegiatan yang baik-baik” (hasil wawancara pada 5 Agustus 2019)

Selain mengunakan bentuk komunikasi verbal dalam penerapan pendidikan holistik berbasis karakter ini juga menggunakan bentuk komunikasi nonverbal. Bentuk komunikasi verbal dan nonverbal merupakan paduan yang pas dalam menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter ini karena anak akan mampu menerima pesan yang disampaikan oleh guru dan memahami selain dengan lisan juga dengan mimik wajah dan gestur tubuh yang mempertegas pesan tersebut.

Bentuk komunikasi nonverbal yang digunakan oleh guru di sekolah RA Insan Mulia ini adalah dengan menggunakan senam, mimik wajah dan isyarat seperti yang diungkapkan oleh Bu Fiya yang mengajar di kelas Bilal ; “setiap jumat anak-anak di ajak senam atau kegiatan luar kelas untuk pengenalan lingkungan. Nanti anak-anak di ajak mencari tau kejadian mana di sekitar mereka yang sesuai dengan pembahasan karakter minggu ini. Setelah itu saya menjelaskan, waktu menjelaskan juga harus ekspresif, supaya anak-anak juga paham bagaimana reaksi orang lain kalau merka melakukan hal demikian. Kalau kejadiannya buruk dan reaksinya marah ya saya harus berekspresi seperto orang marah, kalau itu kejadian baik ya... sebaliknya. Jadi anak juga tau respon yang baik yang akan mereka berikan kalau mereka mengalami kejadian yang serupa”. (hasil wawancara pada 5 Agustus 2019)

Untuk mencapai tujuannya, sebuah strategi harus memperhatikan beberapa faktor peunjang dan penghalang. Faktor-faktor itu nantinya akan menjawab semua pertanyaan peneliti mengai strategi komunikasi personal apa yang efekti yang digunakan guru untuk mengenalkan pendidikan holistik berbasis karakter ini pada anak usia dini di sekolah RA Insan Mulia. Menggunakan komunikasi verbal dan non verbal yang dilakukan setiap hari pada anak anak membentuk kebiasaan sehingga membentuk konsep diri anak sesuai dengan harapan guru dan orang tua.

Keberhasilan pendidikan karakter merupakan hasil dari pembiasaan dan kedisiplinan guru dan orang tua siswa dalam menerapkan pendidikan karakter tersebut. Kegiatan bercerita, mentaati peraturan yang ada, melakukan disiplin yang suda diatur dan di tata merupakan bentuk strategi guru dalam menerapkan pendidikan karakter disekolah. Namun, lingkungan anak tidak hanya disekolah. Anak usia dini berasal dari lingkungan rumah, dengan kata lain anak usia dini menghabiskan waktu terbanyaknya dirumah, sedangkan disekolah, anak usia dini hanya mengabiskan waktu beberapa jam saja.

Penanaman pendidikan karakter yang merupakan kegiatan dari pembiasaan dan kedisiplinan bila hanya dilakukan disekolah, hasilnyak akan tidak efektif bagi anak. Bu Siti Fatimah, Kepala Sekolah di RA Insan Mulia menyatakan ; “Sekolah dan orang tua harus satu visi kalau mau anak-anaknya memiliki karakter yang baik. Tidak hanya dipasrahkan kepada sekolah. Orang tua juga ikut membina dan mengawasi anak-anak di lingkungannya. Pendidikan karakter ini kalu hanya di sekolah anak-anak tidak akan terbentuk karakternya, dan kembali kepada pembawaan awal dari rumah yang manja, masih berperilaku semaunya, belum bisa mengontrol diri. Dalam mendidik karakter anak, orang tua harus disiplin, walaupun kadang ada yang merasa kasian pada anak tetapi kan demimasa depan anak” (hasil wawancara 20 Agustus 2019)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, didapati bahwa perencaaan dan strategi komunikasi merupakan bagian penting yang digunakan guru dalam menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter pada siswa PAUD di sekolah RA Insan Mulia. Penggunaan komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal sangat berpengaruh terhadap proses penerimaan pesan atau informasi pada siswa. Siswa akan lebih memahami apa maksud dan tujuan guru. Pada penerapan pendidikan holistik berbasis karakter ini metode bercerita, gambar dan senam merupakan metode yang digemari siswa. Kedisiplinan dan keteladanan guru dalam mendidik karakter anak akan membangun karakter anak sesuai dengan harapan.

Kesimpulan

Merajuk pada pembahasan sebelumnya, didapati bahwa tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana strategi konumikasi interpersonal antara guru dan siswa PAUD yang bersekolah di RA Insan Mulia dalam menerapkan pendidikan holistik berbasis karakter. Berdasarkan dari bab sebelumnya, peneliti menarik kesimpulan bahwa : a) Strategi komunikasi interpersonal adalah bagian penting yang dibutuhkan oleh guru di RA Insan Mulia dalam menerapkan pendidikan karakter di dalam kelas; b) Penerapan pendidikan karakter harus dimulai sejak dini atau pada masa keemasan (golden age) sehingga akan berpengaruh pada masa selanjutnya; c) Strategi yang digunakan oleh guru PAUD di RA Insan Mulia meliputi perencanaan komunikasi, isi pesan, metode penyampaian dan hambatan komunikasi; d) Metode yang digunakan dalam menerapkan pendidikan karakter pada siswa di RA Insan Mulia adalah metode bercerita, tanya jawab, ceramah dan bermain; e) Hambatan komunikasi datang dari lingkungan siswa dirumah apabila tidak melakukan pembiasaan dan teladan seperti yang ada di sekolah. Karena proses penerapan pendidikan karakter menggunakan metode pembiasaan dan teladan yang dilakukan atau di contohkan oleh guru dan orang tua siswa.

Ucapan Terimakasih

Sujud syukur kusembahkan kepadaMu ya Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Tinggi. Atas takdir Mu, saya dapat menjadi pribadi yang berpikir, berilmu, beriman dan bersabar. Semoga keberhasilan ini menjadi langkah awal untuk masa depan saya,dalam meraih cita-cita. Dengan ini saya persembahkan karya ini untuk, Ibunda dan Ayahanda. Lalu untuk adek saya tersayang Fradian Razabil, terimakasih atas bantuan dan semangat yang telah diberikan kepada saya.

Terimakasih selanjutnya untuk sahabat – sahabat saya yang luar biasa, dalam memberi dukungan dan doa yang tanpa henti. Kalian adalah tempat saya berlari ketika saya merasa tidak ada yang memahami di luar rumah. Dan untuk “Bolo Ikom” kalian selalu luar biasa di hati saya.

Terimakasih juga untuk Kepala Sekolah dan Dewan Guru, serta anak-anak tersayang di sekolah RA Insan Mulia atas kesempatan, waktu dan dukungannya sehingga saya dapat melaksanakan penelitian tugas skripsi saya di sekolah itu dengan lancar. Dan juga untuk semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu – persatu, semoga Allah selalu memberikan rahmad dan kasihsayang kepada kalian semua. Aamiin. Saya menyadari dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Tetapi saya harap semoga isinya dapat memberikan manfaat sebagai ilmu pengetahuan baru bagi pembacanya.

References

  1. Mulyana Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  2. Sendjaja, Djuarsa, Pengantar Ilmu Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,2001
  3. Effendy,Onong Uchjana. 2003. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
  4. Pearson, Judy C.. Paul E. Nelson, Scott Titsworth, Lynn Harter, Human
  5. RatnaMegawangi. 2004. Pendidikan karakter: SolusiyangtepatuntukMembangunBangsa, Jakarta: Star Energy (Kakap)Ltd.Susuhunanpakubuana IV, seratWulangreh (1968 -1920)
  6. Devito, Joseph A. (1997). KomunikasiAntarManusia (5th ed). Jakarta: Professional Books
  7. Devito, Joseph A. (1997). KomunikasiAntarManusia (5th ed). Jakarta: Professional Books
  8. Devito, Joseph A. (1997). KomunikasiAntarManusia (5th ed). Jakarta: Professional Books